Politikamalang – Kota Malang, Paham radikalisme dan terorisme masih menjadi ancaman ditengah masyarakat. Pasalnya paham ini menjurus pada tidakkan kekerasan.
Melihat kondisi tersebut, anggota Jejaring Panca Mandala (JPM), Ir Bambang Irianto terus menggaungkan untuk menghalau dan mencegah radikalisme dari Kampung.
Menurutnya, pencegahan paham radikalisme bisa dimulai dengan menggerakkan masyarakat untuk membangun lingkungannya, membangun sosial masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari.
“Karena pada dasarnya masyarakat Indonesia sudah melakukan Pancasila dalam tindakan dalam bentuk gotongroyong,” tuturnyatuturnya saat menjadi pembicara Sosialisasi Pencegahan Bahaya Radikalisme, di hotel Trio 2, Selasa (14/11/2022).
Lebih lanjut disampaikan Bambang, penyebab utama radikalisme adalah kesenjangan ekonomi. Karenanya membangun kampung harus bisa meningkatkan kesejahteraan warganya.
Bagi kampung yang sudah sejahtera dan sudah maju, kemudian bisa ditingkatkan menjadi kampung sejahtera mandiri.
“Saat ini sudah ada 39 kampung sejahtera mandiri yang telah diresmikan oleh menko PMK,” sebutnya.
Jadi bisa dikatakan dirinya dari hari ke hari ke hari, dari kota ke kota, provinsi ke provinsi, berusaha membangun kampung yang di dalamnya menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan sekaligus melawan radikalisme dalam kerja-kerja konkret sehari-hari.
Dikatakan Bambang, inti dari Pancasila adalah gotongroyong. Maka sebenarnya setiap orang kampung sudah melaksanakan Pancasila sebagaimana Undang-undang Dasar bahwa Pancasila adalah dasar negara.
“Artinya yang wajib melaksanakan pertama kali adalah penyelenggara negara yaitu eksekutif legislatif. Dan Pancasila juga menjadi Pandangan hidup bangsa, maka masyarakat juga harus tau dan menerapkan Pancasila,” tuturnya.
Menurut Bambang, mempelajari Pancasila harus enjoy, happy dan sejahtera. Dengan demikian kampung bisa menjadi pusat pelatihan di dalam mencegah radikalisme.
“Dan apa yang saya lakukan saya replikasikan ke kampung-kampung di seluruh Indonesia dalam jaringan kampung tematik Indonesia,” pungkasnya. (Agus N)