Politikamalang – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Malang mengajak awak media untuk bersinergi. Terutama dalam masa Pilkada tahun 2024 ini.
Karena itu, sebagai lembaga negara yang memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melakukan pengawasan, Bawaslu Kota Malang menggelar media gathering selama tiga hari, 25-27 September 2024 di Zam Zam Hotel and Convention.
Ketua Bawaslu Kota Malang, M Arifudin, mengatakan kegiatan ini digelar untuk meningkatkan sinergisitas antara media.
“Tentunya kami berharap bahwa bisa menghasilkan output yang baik menjelang pemilu mendatang,” ujar Arifudin.
Menurut Arifudin, sinergi memang sangat penting dibangun. Untuk menyajikan informasi seputar pemilihan kepala daerah kepada masyarakat.
Dalam hal ini, kesatuan informasi yang dibuat awak media akan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pemilu. Terlebih, untuk mensukseskan Pilkada Kota Malang 2024.
“Acara ini akan diselenggarakan dengan memadukan metode outdoor dan indoor untuk mengasah kekompakan dan kebersamaan,” lanjut Arifudin.
Senada dengan Arifudin, Kepala Sekretariat Bawaslu Kota Malang, Budi Santoso mengaku media memiliki peran sangat penting sebagai penyebar informasi untuk mensukseskan Pilkada Kota Malang.
“Jadi media harus membentuk kemitraan yang solid untuk menyediakan info yang jelas,” kata Budi Santoso.
Sementara itu, salah satu narasumber, Ketua PWI Malang Raya, Ir Cahyono memberi gambaran mengenai Potret Pers di Indonesia. Ia mengatakan kondisi dunia pemberitaan masih miris.
Ia membeberkan beberapa kasus kekerasan terhadap profesi jurnalis. Diantaranya, kasus pembakaran rumah seorang wartawan yang menelan korban jurnalis tersebut beserta anak istrinya.
“Inilah potret pers di Indonesia. Masih dalam kondisi yang memprihatinkan,” ungkap Cahyono, Rabu (25/9/2024).
Selain kekerasan yang menghantui kerja wartawan, hal yang memprihatinkan dalam dunia pers. Menurut Ketua PWI Malang Raya ini, saat ini banyak jurnalis yang cuma Copy Paste dalam membuat produl berita. Tidak turun langsung ke lapangan.
“Ini rentan menimbulkan keberpihakan, apalagi dalam masa kampanye Pilkada. Padahal pers semestinya indepedent tidak memihak ke salah satu bakal calon Pilkada,” pungkasnya.