Politikamalang – Kota Malang, Guna terus mendorong upaya konservasi tumbuhan dan pelestarian lingkungan di daerah. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi mengundang para alumni penerima Kalpataru untuk berbincang bersama secara langsung.
Salah satunya alumni penerima Kalpataru dari Kota Malang, sekaligus penggagas Glintung Go Green (3G), Ir. Bambang Irianto. Yang kini tengah fokus dalam jaringan kampung tematik Indonesia.
Bertempat di Kebun Raya Bogor, acara ini dihadiri sekitar 50 alumni penerima Kalpataru dari berbagai pelosok di Indonesia. Dari Jawa Timur ada 4 orang, yaitu dari Kabupaten Lumajang, Banyuwangi, Pasuruan dan Kota Malang.
Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Dadan Nugraha menjelaskan, tujuan BRIN mengundang alumni Kalpataru adalah untuk mendengarkan dan menggali sejauh mana aktivitas yang dilakukan para Pahlawan lingkungan ini.
“Karena BRIN tahu para alumni penerima Kalpataru ini sudah memberikan manfaat dan dampak yang sangat besar bagi lingkungan,” Rabu (17/5/2023).
Karena itu BRIN ingin mendorong, memfasilitasi dan memperkuat agar temuan-temuan inovasi dari masyarakat khususnya dari penerima Kalpataru ini bisa lebih kuat lagi. Tentu dengan pendekatan-pendekatan dengan dukungan ilmiah yang ada di BRIN.
“Contoh misalkan kami ingin kalau itu memang ada potensi untuk didaftarkan kekayaan intelektualnya, seperti apa prosesnya,” sebutnya.
“Itu yang kami ingin bantu dari sisi BRIN. Tapi secara umum kami ingin mendengar mengenai apa saja yang sudah penerima Kalpataru ini,” imbuhnya.
Termasuk gerakan Indonesia menabung air yang terus digaungkan dari Malang. Menurut Dadan, Indonesia menabung air merupakan gerakan yang luar biasa. Dan ia sepakat bahwa program ini harus disebarluaskan di berbagai wilayah.
Terlebih saat ini kecenderungannya bagaimana perubahan iklim salah satu dampaknya adalah kita akan masuk era dimana kita kekurangan air.
“Tentu sebagai antisipasi salah satunya adalah bagaimana melibatkan peran serta masyarakat melalui gerakan menabung air ini,” tuturnya.
“Saya kira ini sangat penting dan kami siap suport yang terkait dengan lingkup kewenangan BRIN di dalam aspek pengembangan riset dan teknologinya,” tandasnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI), Alexander Sonny Keraf mengatakan, inovasi yang dihasilkan para penerima Kalpataru belum mendapat perhatian maksimal. Sehingga pemerintah perlu memberikan perhatian lebih atas keberhasilan para pejuang lingkungan.
“Para penerima Kalpataru sudah melakukan praktik-praktik terbaik di lapangan dalam hal pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam, sehingga kita harus belajar dari mereka,” ujar Sonny.
Menurutnya, ada tiga program BRIN yang membutuhkan keterlibatan para penerima Kalpataru. Pertama, BRIN berencana melibatkan para penerima Kalpataru dalam merumuskan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang ada di BRIN melalui BRIDA.
Kedua, BRIN akan mengembangkan apa yang sudah dilakukan para penerima Kalpataru dengan dukungan program riset BRIN sehingga sinergis. Untuk itu diperlukan organisasi yang menaungi para penerima Kalpataru untuk memudahkan kerja sama riset.
Ketiga, BRIN akan membantu mengawal invensi dan inovasi yang dihasilkan para penerima Kalpataru dalam hal pengembangannya.
Sementara itu alumni penerima Kalpataru 2018 dari Kota Malang, Ir. Bambang Irianto mengaku Glintung Go Green (3G) merasa beruntung punya mitra untuk berkolaborasi. Dengan harapan keberhasilan 3G dapat dibantu BRIN sehingga direplikasi ke seluruh Indonesia.
“Sekaligus dibantu u untukengembangan inovasi-inovasi terbaru,” akunya.
“Tanggal 31 Mei mendatang Glintung Go Green akan diberi kesempatan presentasi di BRIN yang akan diikuti para peneliti di jajaran BRIN,” pungkasnya. (Agus N)