GSNI Malang Raya Ajak Masyarakat Proaktif Mengamalkan Pancasila

Politikamalang
Wani Hadi Utomo memberikan pemaparan. (Foto: Agus N/politikamalang)

Bagikan :

Bagikan :

PolitikamalangKota Malang, Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) se Malang Raya menggelar acara halal bihalal sekaligus memperingati hari lahir Pancasila. Mengusung tema ‘Pancasila Sebagai Landasan Pendidikan untuk Memperkuat Kerjasama dan Mengikat Tali Persaudaraan’ kegiatan ini digelar di Rumah Prestasi Glintung Go Green, Sabtu (4/6/2022).

Dalam kesempatan tersebut, alumni GSNI sekaligus Koordinator orangtua asuh GSNI, Wani Hadi Utomo, mengaku prihatin dengan semakin menurunnya angka anak muda yang pro dengan Pancasila.

Menurutnya, meskipun setiap tahun masyarakat selalu memperingati hari kelahiran Pancasila, tapi lupa bahwah masih banyak tugas yang harus dikerjakan agar Pancasila tidak hilang dan tenggelam.

Iklan
Alumni GSNI sekaligus Koordinator orangtua asuh GSNI, Wani Hadi Utomo. (Foto: Agus N/politikamalang)

“Saya prihatin, hasil survei mulai dari tahun 2005 sampai 2022 persentasenya terus menurun anak muda yang pro Pancasila,” ujarnya.

Jika di tahun 2005 itu masih 85 persen yang pro Pancasila, di tahun 2018 turun menjadi 75 persen. Bahka survei yang terakhir tahun 2020 yang dilakukan oleh komunitas Pancasila Muda menunjukkan bahwa generasi milenial yang Pro Pancasila tinggal 61 persen. Bahkan 10 persen ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain.

“Ini yang ingin saya ingatkan kepada para penerus generasi bangsa,” ucapnya.

Selain itu Hadi juga juga merasa prihatin karena anak-anak sekarang tidak tahu siapa Pahlawannya. Karena mereka sudah tercerabut dari sejarahnya.

“Maka pada momen ini kami ingin mengingatkan kepada masyarakat khususnya generasi muda agar lebih proaktif untuk memperjuangkan, memviralkan dan yang paling utama adalah mengamalkan Pancasila di kehidupan sehari-hari, kalau tidak ingin Pancasila ini tenggelam,” tuturnya.

Lebih lanjut Wani Hadi Utomo mengatakan, GSNI sendiri sangat sulit untuk berkembang di Malang. Pasalnya saat ini GSNI sudah kehilangan induk sehingga tidak tahu siapa yang harus merawat dan kepada siapa anak-anak harus berkeluh kesah.

“Karena itu dalam rangka memperbaiki aktivitas anak-anak di GNSI saya mencoba membentuk grup orangtua asuh.

Orangtua asuh ini nantinya akan memfasilitasi agar anak-anak di GSNI ini bisa bangkit lagi. Sebab mulai di usia siswa inilah harus mulai menanamkan semangat kebangsaan dan nilai-nilai Pancasila.

“Karena kalau tidak kita akan tergerus ideologi dari luar yang sedang marak,” pungkasnya. (Agus N)

Bagikan :

Disarankan

Terpopuler

Terbaru

Regional

Pilihan

Informasi