Politikamalang – Malang, Kampung Wisata Subuh WNS Go Green kembali menerima tamu pengunjung yang ingin belajar membangun inovasi Sosial Kampung tematik.
Bukan pengunjung sembarangan, 5 perwakilan dari pelaku penggagas Kampung Sejahtera Mandiri yang punya nama di Kota Tangerang yang hadir berkunjung untuk mengikuti pelatihan lanjutan di rumah prestasi Glintung Go Green dan kampung binaan WNS Wonosari Go Green. Kemarin Rabu(12/1/22).
Mereka semua sudah menjadi KSM ( Kampung Sejahtera Mandiri) dalam binaan Dinsos yang berkolaborasi dengan OPD terkait.
KSM ( Kampung Sejahtera Mandiri) dalam binaan Dinsos yang berkolaborasi dengan OPD terkait, diantaranya,
Perwakilan dari KSM Darling , Kel. Sudimara Jaya, Kec. Ciledug, Kota Tangerang; KSM Anthurium, Kel. Nambo Jaya, Kec. Karawaci, Kota Tangerang; Kampung Jahe, Kel. Bugel, Kec. Karawaci, Kota Tangerang; KSM Anggur, Kel. Uwung Jaya, Kec. Cibodas, Kota Tangerang dan Paguyuban UMKM Kec. Karawaci, Kota Tangerang.
Ketua KSM Darling kota Tangerang Sobirin menjelaskan bahwa mereka hadir di WNS Go Green RW.19 Malang ini untuk saling berbagi ilmu.
“Kami dari Kota Tangerang adalah perwakilan dari teman-teman Kampung Sejahtera Mandiri (KSM) dan juga dari Perhimpunan Penggiat Kampung Tematik (P2KT) Kota Tangerang.
“Kehadiran kami disini tentunya yang pertama adalah silaturahmi. Kami tau Wonosari Go Green baik melalui media sosial maupun dari keterangan Bapak pembimbing kita yaitu Ir. Bambang Irianto adalah kampung layak huni dan patut dijadikan contoh untuk pembangunan kampung-kampung tematik lainnya yang ada di Indonesia,” ujar Sobirin.
Sobirin mengaku semua yang hadir di WNS Go Green merupakan inisiasi pribadi sebagai penggiat dan sebagai kampung KSM di Kota Tangerang. Tentunya mereka datang secara mandiri.
“Semoga dengan kehadiran kami saling menyemangati juga buat warga Wonosari Go Green dan juga menjadi inspirasi juga buat kami warga kota Tangerang,” tukasnya.
Sementara itu Hanifah Bowo perwakilan Kampung Jahe, Kel. Bugel, Kec. Karawaci, Kota Tangerang mengaku bahwa Yang bisa dipetik dari pelatihan lanjutan dari Kampung Wonosari ini adalah manajemennya yang sangat luar biasa terutama di dalam menyambut tamu.
“Kami bisa merasakan sendiri, karena penyambutannya sangat luar biasa, para Dewi Godhong 19 seperti menyambut pejabat datang. Layaknya menyambut tamu sekelas menteri yang datang,” sebut wanita pengusaha makanan dan minuman berbahan dasar Jahe yang omset perbulannya 100 juta ini.
“Inilah yang menjadi sangat terkesan dan mungkin juga akan kami replikasikan di kampung kami yang ada di kota Tangerang,” timpal Yuniana Darmawan KSM Anthurium, Kel. Nambo Jaya, Kec. Karawaci, Kota Tangerang yang juga sebagai ketua Kelompok tani.
Yuliana juga kagum kondisi kampung WNS yang luar biasa bersih. ‘Sepanjang saya berkunjung ke Wonosari ini sama sekali tidak ditemukan sampah yang tercecer. Ini menjadi contoh yang sangat baik sekali buat kami semua. Semoga kami bisa mengikutinya,” ungkapnya.
Para tamu dari Tangerang ini menyebut Pembina lingkungan Tingkat Nasional pak Guru Bambang itu merupakan Aset Nasional.
” Pak Bambang itu, selain beliau merupakan seorang pembina kampung tematik di Indonesia, bagi saya melihat beliau adalah sosok pelaku yang benar-benar nyata. Jadi komplitlah apa yang ada di dalam diri Pak Bambang itu. Antara ucapan dan kenyataan yang beliau alami itu benar-benar nyata, dan buat saya ilmu yang disampaikan oleh pak Bambang adalah satu nilai yang sangat luar biasa dan akan menjadi satu hal yang baik manakala orang mau menerimanya,” ujarnya yang juga diamini oleh Penggagas kampung anggur.
“Buat kami, Pak Bambang adalah is the best untuk guru kami dalam membangun lingkungan kami sehingga menjadi kampung yang layak huni,” tutup Sobirin, ketua KSM Darling kota Tangerang yang juga diamini oleh Penggagas kampung anggur. kepada Malangpariwara.
Bambang Irianto Pembina Lingkungan Nasional merasa senang bersama warga WNS bisa menerima tamunya kala subuh.
Tidak main main, perwakilan Kampung tematik yang datang hari ini dari Kota Tangerang adalah kampung yang sudah menjadi Kampung Sejahtera Mandiri (KSM) yang telah ditetapkan oleh Kota Tangerang dan sudah dilaunching oleh Kemenko PMK RI.
KSM adalah kampung yang tau masalah-masalahnya, tau potensi-potensinya sehingga mampu mengatasi masalahnya dengan potensi yang dimiliki secara mandiri. sehingga kampung-kampung ini merupakan kampung tematik yang sudah produktif dan sudah berpenghasilan untuk warganya.
“Ada yang bergerak didalam bidang persampahan, ada yang di UMKM, ada yang di budidaya anggur. Mereka termasuk kampung-kampung yang terbaik dari Kota Tangerang,” sebut Bambang Irianto manajer 3G.
Rombongan dari Tangerang yang di kordinir Sobirin ini, merasa ada yang kurang didalam membangun kampung. Mereka melihat Wonosari Go Green yang baru bergerak 2 tahun tapi sudah menjadi kampung wisata yang memiliki standar Nasional, bahkan sudah bisa menerima tamu VVIP setingkat Bupati, Walikota, Gubernur dan menteri.
Bambang Ir menjelaskan,
SOP tata cara menerima tamu dan sebagainya yang ini mereka belum pernah mendapatkan, dan mereka ingin mendalami. yang ke dua Wonosari ini terkenal dengan kampung lansia tapi bisa bergerak secara signifikan menjadi kampung yang sangat bersih, sehingga layak untuk dikunjungi itulah kampung wisata dan ada edukasinya.
Ada grup musik dari Ibu-ibu lansia, ada warga yang hobinya gowes meskipun mereka usianya sudah diatas 60 tahun tapi mereka masih punya kekuatan untuk bersepedah. Dan masih banyak lagi kegiatan lansia yang ada di sini yang menurut mereka layak untuk dipelajari. karena rata-rata kampung yang warganya mayoritas lansia selalu mengeluh bahwa lansia dianggap sebagai suatu masalah. tetapi di Wonosari, lansia justru menjadi potensi.
“Karena itulah mereka datang kesini selama 3 hari 2 malam khusus untuk belajar di Wonosari,” ujar penggagas Kampung konservasi air Bambang Irianto.
“Baik Wonosari maupun Tangerang ini sama-sama kampung yang saya bina dengan harapan kampung Wonosari juga bisa belajar dari kelebihan-kelebihan kampung KSM dari kota Tangerang yang hadir pada hari ini,” tambahnya.
Besok Kamis(13/1/22) mereka akan diajak untuk datang ke kampung tematik yang sudah Go Nasional, terletak di Kabupaten Lumajang yaitu kampung Karambah dan Kampung Lempening. Sehingga harapannya kampung-kampung di Tengerang ini bisa mendapatkan wawasan yang lebih luas.
“Ini luar biasa mereka datang kesini dengan kemandirian. Tidak menggantungkan anggaran dari Pemerintah Kota Tangerang, namun dari hasil mereka bekerja membangun kampung, sebagian ditabung dan hari ini mereka bisa study banding kesini,”urainya.
Saya kira inilah bentuk perwujudan saling bersatu antar kampung di Indonesia. itulah perwujudan persatuan dan kesatuan sebagaimana sila ke tiga Pancasila. Gotong royong, saling membantu antar kampung di tanah air.
“Mereka tetap akan berpedoman pada potensi yang mereka miliki. Yang menurut saya sudah sangat luar biasa dan justru kampung Wonosari belajar juga dari mereka. tetapi ada ilmu yang mereka terima dari Wonosari yaitu bagaimana etika sopan santun dari warga Wonosari dalam menerima tamu. Itu merupakan pelajaran yang luar biasa.
Kemudian, Wonosari adalah kampung yang sangat bersih, kampung yang menuju zero waste. ini tidak gampang, apalagi persoalan sampah merupakan persoalan yang paling krusial didalam lingkungan hidup. Tetapi di Wonosari mereka mampu menunjukkan every time, every whre is clean. Itu yang akan merek coba terapkan di Tangerang.
“Mengingat persoalan sampah di Tangerang merupakan persoalan yang krusial dimana pemerintah kota dan masyarakat berjuang mati-matian bagaimana mengatasi masalah sampah di Tangerang, semoga kunjungan mereka ke Wonosari berdampak positif bagi Kota Tangerang,”pungkas Bambang Irianto. (Djoko Winahyu)