Persiapan Nataru dan Sejumlah Terobosan PT Kereta Api Indonesia

Politikamalang
Kegiatan Sosialisasi Kereta Cepat bersama Anggota Komisi VI DPR RI, H Ali Ahmad. (Foto: Mukhsin Thaleb/politikamalang)

Bagikan :

Bagikan :

PolitikamalangKota Batu, Pada momen libur Natal dan Tahun Baru ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali mempersiapkan diri untuk melayani masyarakat yang akan menggunakan kereta api.

KAI menetapkan masa Nataru pada 22 Desember 2022 s.d 8 Januari 2023. Pada periode tersebut, KAI menyiapkan tiket KA Jarak Jauh sebanyak 2.236.021 tiket.

Anggota Komisi VI DPR RI, Ali Ahmad, SH menyampaikan, guna mengakomodasi lonjakan penumpang pada periode Nataru ini, KAI akan mengoperasikan rata-rata 484 KA per hari. Jumlah ini termasuk 56 KA tambahan yang KAI jalankan khusus pada angkutan Nataru ini pada rute-rute favorit seperti Jakarta – Solo pp, Jakarta – Surabaya pp, Jakarta – Yogyakarta pp, Bandung – Surabaya pp, Yogyakarta – Surabaya pp, dan lainnya.

Iklan

“Jumlah KA yang beroperasi pada Nataru tahun ini mengalami peningkatan sebesar 29% jika dibandingkan jumlah yang beroperasi pada Nataru tahun lalu yakni sebanyak 375 KA,” ujarnya di hotel Ciptaning Ati, Kota Batu, Sabtu (17/12/2022).

politikamalang
Pemateri sosialisasi oleh Direktur Hasta Komunika, M Anas Muttaqin. (Foto: Mukhsin Thaleb/politikamalang)

Untuk mendukung operasional KA-KA pada masa Nataru tersebut, disampaikan Gus Ali sapaan akrabnya, KAI telah menyiapkan 465 unit lokomotif, 1.716 unit kereta, dan 77 unit KRD.

“Menjelang angkutan Nataru, KAI bersama stakeholder perkeretaapian melakukan peninjauan ke berbagai wilayah di Pulau Jawa pada Senin (5/12) s.d Rabu (7/12),” terangnya.

Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan seluruh aspek layanan kereta api dari berbagai aspek siap untuk melayani masyarakat pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2023. Inspeksi meliputi kesiapan sarana dan prasarana, seperti lokomotif, kereta, fasilitas stasiun, dan jalur KA yang harus dalam kondisi andal dan siap operasi.

“KAI juga memastikan kesiapan SDM di bidang operasional dan pelayanan bekerja sesuai prosedur, mengutamakan keselamatan, serta tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan baik,” ucapnya.

Mengantisipasi periode Nataru yang bersamaan dengan musim hujan, KAI semakin meningkatkan kewaspadaannya. Upaya antisipasi yang KAI lakukan di antaranya dengan menyiagakan petugas khusus di titik-titik rawan.

“Petugas tersebut secara bergantian bersiaga selama 24 jam untuk terus memantau daerah rawan bencana,” ungkapnya.

KAI juga telah menempatkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di berbagai stasiun yang berdekatan dengan daerah rawan. AMUS yang disiapkan tersebut berupa pasir dalam kantong karung, bantalan rel, perancah dari besi untuk penahan pondasi jalur, dan lainnya.

“Sejumlah peralatan ringan hingga alat berat seperti Multi Tie Tamper (MTT) juga disiagakan untuk merawat kondisi jalur rel agar tetap laik dilintasi kereta api,” tandasnya.

Lebih lanjut disampaikan Gus Ali, hadirnya KCJB menjadi era baru transportasi massal modern yang cepat, andal, aman, dan nyaman untuk mobilisasi secara optimal serta meningkatkan konektivitas antar kota.

Menurutnya, KCJB diharapkan mampu memicu pembangunan kawasan dan sentra ekonomi baru, serta berpotensi untuk dikembangkan seluruh Indonesia.
Memulai pembangunan sejak tahun 2018, proyek KCJB semakin berprogres menuju fase operasional pada Juni 2023.

“KCJB dibangun oleh 7 perusahaan terkemuka dari Indonesia dan Tiongkok yang telah berpengalaman mengerjakan proyek infrastruktur global dan tergabung dalam High Speed Railway Contractor Consortium atau HSRCC,” terangnya.

Politikamalang
Sesi foto bersama setelah kegiatan sosialisasi. (Foto; Mukshin Thaleb/politikamalang)

Saat ini progres konstruksi pembangunan KCJB sudah mencapai 91,7%. Dengan adanya KCJB, waktu yang dibutuhkan pelanggan untuk bepergian dari pusat kota Jakarta ke pusat kota Bandung hanya sekitar 1 jam saja.

Rinciannya, pelanggan cukup menempuh waktu selama 20 menit dari Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas menuju Stasiun LRT Jabodebek Halim. Pelanggan dapat langsung berpindah dari Stasiun LRT Jabodebek Halim ke Stasiun KCJB Halim karena kedua layanan tersebut telah terintegrasi pada lokasi yang sama.

Perjalanan KCJB dari Stasiun KCJB Halim menuju Stasiun KCJB Padalarang akan ditempuh hanya dalam waktu kurang dari 30 menit. Di Padalarang, KAI telah menyediakan layanan KA Feeder yang jadwalnya menyesuaikan dengan jadwal kedatangan KCJB. Adapun waktu tempuh KA Feeder KCJB untuk menuju Stasiun Bandung adalah hanya 18 menit.

Sebagai pionir kereta api cepat di Indonesia, KCJB menjadi pusat keunggulan bagi putra dan putri terbaik bangsa untuk ditempa menjadi generasi pertama yang mampu mengoperasikan sarana dan prasarana kereta api cepat di Indonesia.

“Keberhasilan KCJB mewujudkan mimpi Indonesia memiliki kereta api cepat niscaya membuka wawasan dan menjadi inspirasi bagi generasi muda kita untuk mendorong dunia pendidikan dan industri transportasi massal untuk mendalami dan menguasai teknologi kereta api cepat dalam membangun masa depan infrastruktur modern tanah air,” ungkapnya.

Sementara itu, sebagai salah satu moda transportasi paling modern, LRT Jabodebek akan dioperasikan menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3.

Sistem CBTC adalah pengoperasian kereta berbasis komunikasi, sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis serta disupervisi juga secara otomatis dari pusat kendali operasi.

Adapun Grade of Automation level 3 atau GoA3 adalah tingkat otomasi operasional kereta dimana pengoperasian dilakukan secara otomatis tanpa masinis, namun mensyaratkan masih terdapat petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan kondisi darurat dan pelayanan kepada pelanggan. Petugas ini disebut Train Attendant.

“LRT Jabodebek direncanakan akan beroperasi mulai pukul 05.45 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Jam pelayanan tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mengawali aktivitas di pagi hari sampai menjelang tengah malam,” tandasnya.

Sementara itu, salah satu andalan KAI di masa pandemi, kinerja angkutan barang terus meningkat. KAI selain memiliki bisnis angkutan penumpang, juga memiliki bisnis angkutan barang di Jawa dan Sumatera.

Angkutan barang KAI merupakan salah satu andalan perusahaan di saat angkutan penumpang sedang terus tumbuh secara bertahap pasca pandemi. Angkutan barang KAI di tahun 2022 sampai dengan November telah mencapai 52,6 juta ton.

“Jumlah tersebut naik 14,1% dibanding periode yang sama di tahun 2021 sebanyak 46,1 juta ton,” tuturnya.

KAI melayani berbagai komoditi angkutan barang seperti peti kemas, batu bara, semen, BBM, CPO, pupuk, retail, dan lainnya.

Angkutan barang menggunakan kereta api memiliki berbagai keunggulan seperti ketepatan waktu, keamanan, kapasitas besar, bebas pungutan liar, dan dikelola oleh SDM yang profesional.

“KAI akan terus berinovasi agar dapat meningkatkan volume dan kinerja angkutan barang menggunakan kereta api. Targetnya, volume sebesar 105 juta ton akan KAI angkut di tahun 2027,” pungkasnya. (Agus N)

Bagikan :

Disarankan

Terpopuler

Terbaru

Regional

Pilihan

Informasi