Politikamalang – Kota Malang, Kampung Wonosari Go Green kembali menjadi tempat rujukan untuk melakukan studi tiru. Seperti halnya yang dilakukan Camat Tamanan Kabupaten Bondowoso bersama seluruh Kepala Desa dan perangkat desa.
Camat Tamanan, Kabupaten Bondowoso, Drs Subhan M.Si mengaku sengaja mengajak para Kepala Desa dan perangkatnya melaksanakan studi tiru di Kampung Wonosari Go Green untuk membuka wawasan. Sekaligus merubah cara berpikir (mindset) para Kepala Desa dalam membangun desanya.
Sebab banyak hal yang bisa dipelajari selama berada di Kampung Wonosari Go Green.
“Terus terang kami sangat merasa beruntung bisa datang ke Glitung Go Green ini yang ternyata sungguh luar biasa lingkungan dan warganya,” ujarnya, Sabtu (20/5/2023).
Dikatakan Subhan, kehadiran mereka kali ini diharapkan bisa menjadi titik tolak dimana pembangunan yang mungkin selama ini hanya bersifat seremonial. Dengan belajar dan melakukan Amati Tiru dan Modifikasi (ATM) apa yang di dapatkan dari Pak Bambang ini, ia berkeyakinan setidak ada satu kampung yang juga bisa meniru Glintung go green tapi dengan tema yang lain dan bisa go nasional.
“Semoga nanti Pak Bambang bersedia nanti untuk membina dan membimbing kami di setiap desa. Untuk dilihat apa sebenarnya potensi yang dimiliki,” ucapnya.
Karena menurut Subhan, ada sejumlah potensi di Tamanan yang bila itu tidak dikelola dengan baik akan menjadi potensi konflik. Tapi potensi ini apabila bisa dikelola dengan baik bisa menjadi potensi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Diantaranya potensi limbah tahu dan kotoran sapi,” sebutnya.
Disampaikan Subhan, selama ini Kecamatan Tamanan terkenal dengan tahu. Dimana terdapat sekitar 100 perusahaan tahu di hampir semua desa. Sehingga pengelolaan limbahnya masih belum maksimal.
Selain itu Kecamatan Tamanan juga dikenal dengan potensi peternakan sapi. Dimana kotoran sapinya juga menjadi persoalan ketika ini tidak ditangani dengan baik. Karena banyak peternak yang membuang kotoran sapi di sungai, di sawah bahkan ditaruh di kuburan.
“Karenya kehadiran Pak Bambang diharapkan bisa memberikan masukan kepada kami. Agar potensi-potensi ini bisa dikelola dengan maksimal dan menjadi kekuatan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan Subhan, banyak hal yang bisa diserap dari Pak Bambang sebagai tokoh pembina lingkungan nasional sekaligus guru Kampung Tematik. Yakni bagaimana caranya membangun tanpa dana tapi dengan kemandirian.
“Ini yang menjadi tugas saya sebagai Camat untuk merubah mindset masyarakat. Agar setelah mendengar apa yang disampaikan Pak Bambang, setidaknya ada kemauan untuk mereplikasi di kampung masing-masing,” tandasnya.
Sementara itu Pembina Lingkungan Nasional, Bambang Irianto, menyampaikan ucapan terimakasih kepada Camat Tamanan. Yang dengan kebijakannya mengajak semua kadesnya dan tokoh masyarakat belajar di Glintung go green. Belajar bagaimana strategi membangun desa.
“Salah satu materi yang saya berikan, bahwa membangun lingkungan itu harus membangun mindset monumentalnya dulu. Ini yang kita harus lakukan dulu,” ucapnya.
Setelah itu warga harus diajak belajar mengidentifikasikan desanya. Apa potensi desanya dan apa masalah desanya. Karena dari situ mereka akan tahu harus bagaimana harus membangun desanya.
“Informasi awal memang ada masalah yaitu limbah tahu dan kotoran sapi. Karena Kecamatan ini sentral tahu dan peternakan sapi. Ini bisa menjadi masalah, tapi bisa juga menjadi berkah,” ujarnya.
Maka perlu ada inovasi perlu ada sentuhan teknologi, bioteknologi untuk merubah limbah tahu menjadi materi yang bermanfaat.
“Misalnya jadi pakan ternak, pakan ikan dan sebagainya. Termasuk bagaimana mengolah kotoran sapi, harus dicarikan solusinya. Itu nanti akan ada materi pembelajaran lanjutan,” terangnya.
Sebagai pembina lingkungan nasional, Bambang merasa punya kewajiban moral untuk datang ke Tamanan. Untuk menyapa warga dan mengetahui lingkungannya secara langsung.
“Saya usahakan hadir, tidur di rumah warga di setiap desa. Bulan depan rencananya,” akunya.
“Mudah-mudahan kehadiran saya bisa merubah pandangan, merubah mental warga. Bagaimana masalah itu bisa menjadi berkah,” imbuhannya.
Selain itu menurut Bambang, dirinya selalu mengajarkan kemandirian kepada setiap Kampung Tematik binaannya. Sebab tidak boleh kampung itu hanya menggantungkan pemerintah saja, tidak akan jadi.
“Karena dari kemandirian itulah, sebuah Kampung bisa berkembang. Ini yang saya tanamkan,” pungkasnya. (Agus N)