Share

Dies Natalis ke-76 HMI, Wawali Malang Minta Kader HMI Tidak Alergi Partai Politik

Politikamalang
Wakil Walikota Malang menyampaikan materi. (Foto: Agus N/politikamalang)

Share

PolitikamalangKabupaten Malang, Memperingati Dies Natalis ke-76 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), HMI Korkom Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, menggelar Seminar Nasional dan Reuni Akbar di Cafe Kopitani, Minggu (5/2/2023).

Bertajuk “Refleksi Perjuangan HMI dan Reformulasi Perkaderan Menuju Generasi Emas Indonesia” ini menghadirkan sejumlah narasumber. Diantaranya Wakil Walikota Malang dan Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyampaiannya, Wakil Walikota Malang, Ir. Sofyan Edi Jarwoko, mendorong para generasi muda khususnya kader HMI agar tidak alergi dengan partai politik.

Iklan
Politikamalang
Seminar Nasional dan Reuni Akbar kader HMI. (Foto: Agus N/politikamalang)

Disampaikan Bung Edi sapaan akrabnya, HMI memiliki peranan yang penting. Sebagai tempat berkumpulnya anak muda yang kritis dan mempunyai wawasan ke depan.

Sehingga menjadi wadah yang tepat dalam rangka merespon dan menyiapkan apa yang harus dilakukan. Dalam menghadapi suatu kondisi yang sangat berbeda dengan era sebelumnya.

“Kami di Pemerintahan Alhamdulillah berkesempatan untuk bisa memberikan sedikit poin-poin penting dalam rangka mempersiapkan anak-anak muda Malang. Dalam menghadapi suatu kondisi menuju Indonesia emas atau bonus demografi,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan Bung Edi, regulasi kaitan dengan tata kelola pemerintahan, tata kelola demokrasi di Indonesia semuanya menggunakan yang namanya institusi partai politik. Dimana dalam regulasi memerintahkan kita semua untuk memakai jalur itu kalau kita ingin memberikan warna, memberikan sumbangsih pemikiran terhadap bangsa dan negara.

“Melalui kesempatan ini, kalau kita ingin masuk ke sistem. Maka suka tidak suka, mau tidak mau kita gunakan alat perjuangan HMI ini masuk dalam partai-partai politik. Tidak perlu alergi,” tuturnya.

“Kalau ingin memperbaiki sesuatu, mana mungkin kita bisa dari luar. Kita mesti harus masuk ke dalam. Baru kita bisa perbaiki sesuai dengan apa yang kita inginkan dan harapkan,” imbuhnya.

Tidak alergi terhadap satu partai politik apapun, ini adalah sebuah kemajuan. Karena ini adalah salah satu jalan untuk memperbaiki.

“Pemikiran ini saya gelorakan terus di tengah-tengah generasi muda. Sehingga sekarang banyak teman-teman generasi muda yang tidak alergi lagi, tidak antipati lagi terhadap politik praktis,” ucapnya.

“Alhamdulillah sekarang luar biasa di berbagai parpol ada kader-kader kita yang aktif semua. Dan kalau mereka kemudian betul-betul terpilih mewakili masyarakat, ini akan jauh lebih baik lagi dalam pengambilan kebijakan,” tandasnya.

Sementara itu Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang, Dr Khozin MSi menyampaikan, pengkaderan sangat penting dalam sebuah organisasi. Tidak terkecuali HMI.

Menurutnya, ada tiga bentuk pengkaderan, yakni pengkaderan formal, pengkaderan non formal dan pengkaderan informal.

“Pertemuan semacam ini bisa disebut pengkaderan informal. Kita bisa bertemu antara senior dan junior. Bisa saling berdialog dan bisa berdiskusi. Dan ini adalah proses pengkaderan yang baik. Semakin banyak pertemuan informal juga penting dalam rangka kaderisasi,” ungkapnya.

Senada, Ketua Umum HMI Korkom Komisariat UIN Malang, Rifki menyampaikan, pertemuan ini akan menjadi pertemuan yang sangat diharapkan. Untuk bisa menemukan solusi baru dalam pengkaderan HMI UIN.

Dimana para Kahmi, alumni dan kader saling bersinergi dan berkolaborasi untuk mewujudkan pengkaderan yang sesuai dengan fitrahnya.

“Pertemuan ini diharapkan akan mendapatkan solusi atau tawaran baru yang bisa disinergikan. Baik dari Kahmi, alumni dan para kader maupun para pengurus dari komisariat masing-masing untuk menemukan solusi bersama,” pungkasnya. (Agus N)