Share

Antisipasi Perbuatan Mesum, F-PKB Dorong Pengaktifan Polisi Taman Hingga Pemasangan CCTV

Politikamalang
Hearing DPRD Kota Malanv bersama Satpol PP dan DLH Kota Malang. (Foto: Agus N/politikamalang)

Share

PolitikamalangKota Malang, Keberadaan bangku taman di kawasan jalan Ijen Kota Malang, justru kerap disalahgunakan muda-mudi untuk berbuat mesum. Sehingga tidak jarang muncul usulan dari sejumlah masyarakat untuk meniadakan bangku taman tersebut.

Menanggapi kondisi tersebut, Anggota DPRD Kota Malang F-PKB, Arief Wahyudi, mendorong diaktifkannya kembali polisi taman yang dulu pernah dimiliki oleh Pemerintah Kota Malang. Yang bertugas secara khusus untuk melakukan patroli pengawasan, utamanya di area taman.

Selain itu, penerangan di sekitar lokasi kursi taman juga perlu ditambah. Agar pencahayaan lebih terang, khususnya di malam hari.

Iklan
Politikamalang
Anggota DPRD Kota Malang F-PKB, Arief Wahyudi. (Foto: Agus N/politikamalang)

“Kalau Polisi Taman belum bisa berjalan, saya harapkan Satpol PP yang memang mempunyai tugas utama menjaga ketentraman dan ketertiban umum bisa bekerja untuk pengawasan dalam menjaga ketertiban pemanfaatan kursi taman,” ujarnya.

“Disamping itu, saya sarankan pemasangan kamera pengawas dipasang pada wilayah rawan, khususnya di taman-taman,” imbuhnya.

Lebih lanjut disampaikan Arief, kursi taman merupakan salah satu bagian penting dari sebuah taman. Sehingga sebaiknya jangan kursinya yang dihilangkan, namun penertiban pemanfaatan kursi taman yang harus dilakukan pengawasan. Agar tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak pantas dilakukan di area publik.

“Kalau ada tikus di lumbung, jangan lumbungnya yang dibakar. Tapi tikusnya yang harus diusir atau diantisipasi agar tikus tidak bisa masuk,” ucapnya.

Dari beberapa kejadian yang memberi stigma citra negatif tersebut, menunjukkan bahwa budi pekerti , moral dari sebagian generasi muda yang ada jauh dibawah standard norma kesusilaan yang ada.

Untuk itu pendidikan budi pekerti harus sejak dini ditanamkan kepada anak-anak baik melalui bangku sekolah maupun ditengah-tengah masyarakat.

Terlebih saat ini Pemkot Malang dan DPRD tengah menggodok Perda Kota Layak Anak. Sehingga memberikan edukasi yang positif bagi generasi penerus bangsa harus juga menjadi pertimbangan utama.

“Bukan hanya tugas Pemerintah saja untuk memberikan bekal budi pekerti bagi generasi muda. Namun peran serta keluarga dan Masyarakat justru mempunyai peran besar didalam menentukan peradaban kedepan,” pungkasnya.

Sementara itu, hari ini komisi A DPRD Kota Malang melakukan hearing dengan dua OPD terkait yakni Satpol PP dan Dinas Lingkungan Hidup. Tentang maraknya pemanfaatan kursi taman di Kota Malang yang sering dipakai untuk kegiatan yang tidak pantas. Dimana yang terakhir sempat viral sepasang muda mudi bermesraan di kursi taman.

Salah satu anggota Komisi A dari F-PKB, Hartatik SE menyampaikan, beberapa agenda pembahasan bersama dua OPD terkait diantaranya

  1. Langkah langkah yang akan diambil Satpol PP dan DLH terkait kejadian yang sempat viral di Medsos.
  2. Masukan anggota DRPD
  3. Tindak lanjut pelaksanaan

Legislator yang juga sebagai Bendahara DPC PKB Kota Malang ini memberikan masukan 3 hal diantaranya, dibuatkan Pos atau tenda penjagaan Polisi Taman. Kemudian, adanya tupoksi yang tepat untuk pengawasan lokasi agar terhindar dari kejadian yang tidak di inginkan.

“Serta mengusulkan untuk lembaga pendidikan harus di dikuatkan dengan Pendidikan Karakter mulai dari Tingkat SD sampai Mahasiswa,” ucapnya.

Dari hasil hearing, Satpol PP menyampaikan akan lebih meningkatkan lagi Patroli. Sedangkan DLH berupaya akan memperbaiki penataan kembali taman kota.

Saat ditanya terkait usulan Pengadaan Polisi taman, Hartatik mengatakan jika Polisi taman diaktifkan, butuh 50 personil dan itu jelas gak bisa terealisasi.

” Iya itu jawaban DLH walaupun senang kalau Polisi Taman di aktifkan. Tapi karena sudah ada Satpol PP maka kerjasama DLH dengan Satpol PP yang perlu ditingkatkan sinergisitasnya. Untuk pengamanan taman kualitas Patroli Pol PP harus ditingkatkan,” pungkas Hartatik. (Agus N)