Share

Cegah Stunting, Dinkes Buka Layanan Skrining Resiko Stunting Balita di Rumah Dinas Walikota Malang

Politikamalang
Skrining Resiko Stunting. (Foto: Agus N/politikamalang)

Share

PolitikamalangKota Malang, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Kesehatan terus berkomitmen untuk menurunkan angka stunting. Salah satunya dengan memberikan layanan Skrining Resiko Stunting Balita di halaman rumah dinas Walikota Malang, Minggu (12/2/2022).

Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi. Dalam jangka waktu yang lama (kronis), terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul menjelaskan, program skrining ini bertujuan untuk mencegah kasus stunting yang hingga saat ini masih terjadi di Kota Malang.
Sekaligus untuk mendeteksi dini balita-balita yang mengalami stunting.

Iklan
Politikamalang
Pengukuran tinggi balita. (Foto: Agus N/politikamalang)

“Per Desember 2022, angka stunting kita berada di 9,08 persen. Sehingga pemeriksaan stunting hari ini khusus yang gizi buruk,” ujarnya.

Stunting yang gizi buruk, lanjut dr Husnul, artinya di KMSnya itu berada di Bawah Garis Merah (BGM). Dengan kondisi tersebut, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter spesialis anak.

“Kemudian kita lakukan tes untuk mengetahui indikasi ini sudah ada kuman yang masuk ke dalam tubuh atau tidak,” terangnya.

Lebih lanjut diakui dr Husnul, sebaran kasus stunting masih menyebar di masing-masing kecamatan.

“Kasus stunting di Kota Malang masih terjadi di seluruh kecamatan. Maka dari itu, pencegahan dilakukan dalam pemeriksaan intensif untuk menekan angka stunting,”tandasnya.

Lebih lanjut, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Malang, Widayati Sutiaji menyampaikan, angka kasus stunting di Kota Malang terus mengalami penurunan. Hal ini tidak terlepas dari peran Ibu-ibu tim penggerak PKK.

“Terkait dengan program pokja 3 itu ada urban farming, gerakan budidaya bunga telang. Itu menjadi program kami dalam rangka penanganan stunting dan penguatan ekonomi keluarga,” ungkapnya.

Menurutnya, stunting bisa dicegah dengan mencukupi gizi anak, lengkapi imunisasi dan perbaiki higiene sanitasi.

“Cukupi gizi selama hamil, saat bayi baru lahir, pemberian MP-ASI yang tepat. Perbaiki higiene sanitasi dan memberikan imunisasi dasar lengkap,” pungkasnya.

Sementara itu, salah satu orang tua balita, Rosi asal Kelurahan Ciptomulyo merasa terbantu dengan adanya pemeriksaan gratis yang diadakan Dinkes Kota Malang di rumah dinas Wali Kota Malang.

“Pemeriksaan seperti ini sangat bermanfaat untuk melihat perkembangan balita kalau misal berat badan kurang atau tetap setiap bulannya. Jadi kita sebagai orang tua bisa waspada,” tuturnya.

Rosi berharap, kegiatan positif ini bisa digelar secara rutin agar balita dengan kasus stunting ini bisa jadi prioritas dan ditekan.

“Jadi kita juga dapat informasi untuk penambahan gizi nanti seperti apa gitu. Kurang lebih ini bisa jadi prioritas pantauan lah,” pungkasnya. (Agus N)