Politikamalang – DPRD Kota Malang mendorong Pemkot Malang untuk terus menggulirkan berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan guru pendidikan anak usia dini (PAUD). Bahkan, jika perlu, program tersebut dapat digulirkan setiap tahun.
“Jadi kami berharap di beberapa tahun ke depan skema kenaikan itu untuk kesejahteraan guru PAUD itu masih bisa kita rencanakan dengan baik,” ucap Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita.
Hal itu perlu dilakukan untuk para guru PAUD. Sebab, guru menjadi tonggak dan garda terdepan dalam melakukan pendidikan terhadap anak setelah dari orang tua.
“Pastinya setelah pendidikan dari unit terkecil masyarakat, yaitu keluarga, kan kita menitipkan anak anak kita sama guru-guru. Nah tentu saja ini mereka adalah orang orang yang sangat penting untuk bisa kita hormati, kita hargai, kita berikan penghargaan, dan sebagainya,” jelasnya.
Untuk itu, dirinya pun mengapresiasi langkah Pemkot Malang yang secara berangsur memberikan perhatiannya kepada tenaga pendidik atau guru. Salah satu yang sudah dilakukan adalah menaikkan insentif bagi guru PAUD pada 2024 mendatang.
“Di 2024 sudah kita tetapkan (insentif) naik sudah. Jadi, per bulannya Rp 750 ribu dari Rp 600 ribu. Itu sudah disiapkan untuk nanti 2024, mulai bulan Januari nanti,” terang Amithya.
Dirinya tak memungkiri bahwa apresiasi yang telah diberikan saat ini masih terbilang belum sepenuhnya, bahkan mungkin masih jauh dari kata cukup. Apalagi tugas seorang guru PAUD yang membentuk karakter seorang anak sejak dini bukanlah tugas yang mudah.
“Apalagi anak anak kita yang masa sulit-sulitnya membentuk karakter, paling kecil umurnya dan paling muda. Tetapi kami berharap dengan ini merupakan awal dimana Pemerintah Kota Malang berkomitmen lebih untuk bisa memberikan bentuk apresiasi kepada beliau-beliau (guru) itu,” terang Amithya.
Selain itu, dalam berbagai kesempatan, Amithya secara rutin menggelar dialog, baik dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), kepala sekolah maupun dengan guru-guru secara langsung.
“Kita selalu melakukan koordinasi, tidak hanya dengan dinas tetapi juga dengan kepala sekolah dengan guru,” imbuhnya.
Salah satu kesempatan yang turut dimanfaatkan untuk berdialog dan menjaring aspirasi adalah saat reses. Sebab, saat reses dan menemui masyarakat secara langsung, pihaknya juga berhadapan dengan banyak warga yang berasal dari berbagai latar belakang. Termasuk yang berprofesi sebagai guru.
“Ketika kita reses, itu kan selalu bertemu masyarakat. Di situ ada berbagai macam kalangan. Tidak hanya masyarakat biasa, tetapi ada di antaranya yang ternyata menjadi guru dan bekerja di institusi pendidikan. Nah di situ kita mengadakan dialog bagaimana pendidikan di Kota Malang,” pungkasnya.