Politikamalang – Hiruk pikuk Pasar Gadang sebentar lagi akan berubah wajah. Pemerintah Kota Malang menargetkan relokasi pedagang rampung akhir tahun 2025. Namun di balik rencana besar itu, ada harapan, kegelisahan, sekaligus pertanyaan besar dari para pedagang: benarkah mereka akan mendapat tempat yang lebih baik?
Suara-suara itulah yang ditangkap Anggota Komisi B DPRD Kota Malang dan Wakil Ketua Fraksi PKS Dr. H. Indra Permana, SE, MM. Sebagai legislator yang membidangi ekonomi dan pasar, Indra menegaskan komitmennya untuk mengawal proses relokasi agar pedagang tidak sekadar dipindahkan, melainkan benar-benar mendapat manfaat.
“Pasar tradisional bukan hanya tempat jual beli, tapi jantung ekonomi rakyat dan ruang kebersamaan masyarakat. Relokasi ini harus menghadirkan pasar yang lebih modern, bersih, dan tertata, tanpa mematikan semangat pedagang,” ujar Indra dengan tegas.
Ia menyadari, relokasi seringkali menjadi isu sensitif. Pedagang khawatir kehilangan pelanggan, takut biaya tambahan, bahkan cemas tidak mendapat fasilitas memadai. Karena itu, menurut Indra, kunci sukses relokasi adalah pendekatan persuasif dan partisipatif.
“Ajak bicara pedagang, dengarkan keluhannya, libatkan mereka dalam proses. Dengan begitu, relokasi bisa diterima dengan lapang hati,” tambahnya.
Tak berhenti di situ, Indra juga menyoroti pentingnya fasilitas pendukung di lokasi baru. Dari area parkir yang luas, sistem e-parking, hingga akses jalan kembar dan jembatan penghubung. Semua itu, kata dia, akan sangat menentukan kenyamanan konsumen dan keberlangsungan usaha pedagang.
“Kalau pasar baru bagus tapi aksesnya sulit, pedagang juga yang rugi. Fasilitas harus benar-benar berkelas, bukan sekadar catatan di kertas,” tandasnya.
Target penyelesaian akhir tahun ini pun menjadi perhatian serius. Indra menegaskan bahwa DPRD tidak akan tinggal diam.
“Kami di Komisi B siap turun langsung memantau progres. Kalau ada kendala, harus cepat dicarikan jalan keluar. Relokasi ini jangan hanya jadi headline, tapi harus jadi kenyataan yang membahagiakan pedagang,” ujarnya.
Dengan semangat itu, Indra berharap relokasi Pasar Gadang bisa menjadi tonggak baru kebangkitan pasar tradisional di Kota Malang. Bukan sekadar bangunan baru, melainkan wajah baru ekonomi kerakyatan yang lebih kuat, tertata, dan bermartabat.