Share

HMI Cabang Malang Mengecam Tindakan Pemerintah Dalam Menaikkan Harga BBM Bersubsidi

Politikamalang
Ketua Umum HMI Cabang Malang, La Rian Hidayat., SH. (Foto: La Rian/politikamalang)

Share

PolitikamalangKota Malang, Pemerintah secara resmi telah mengumumkan naiknya harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar pada hari Sabtu, 3 September 2022. Menanggapi hal tersebut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Malang mengutuk keras tindakan yang diambil oleh pemerintah dibawah kepemimpinan Jokowi – Ma’ruf karena akan membawa afek domino bagi masyarakat Indonesia.

Ketua Umum HMI Cabang Malang La Rian Hidayat mengatakan tindakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM bersubsidi dapat memicu terjadinya peningkatan angka kemiskinan dan juga inflasi di seluruh wilayah Indonesia, karena sudah barang tentu kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut juga akan merembet pada naiknya harga-harga kebutuhan pokok.

“Kami dari HMI Cabang Malang tidak bisa menerima dengan alasan apapun juga ketika harga BBM bersubsidi dinaikkan oleh pemerintah, bagi HMI Cabang Malang alasan yang diutarakan oleh pemerintah semuanya adalah bohong sekaligus penipuan terbesar bagi masyarakat Indonesia.

Iklan

Ditambah lagi untuk menyiasati dampak dari naiknya harga BBM bersubsidi pemerintah telah menyiapkan skema pemberian bantuan langsung tunai sebesar Rp. 600.000, skema bantuan tersebut dinilai merupakan manipulasi sekaligus untuk hanya untuk mengelabui seluruh masyarakat Indonesia agar tidak terlalu bereaksi secara berlebihan dalam menyikapi naiknya harga BBM bersubsidi.

Ditambah lagi bantuan langsung tunai tersebut tidak akan memberikan efek apapun juga bagi masyarakat indonesia apalagi untuk sampai memperbaiki ataupun mengatasi lonjakan kebutuhan hidup masyarakat, mengingat bantuan tersebut hanya diberikan sekali oleh pemerintah.

Ia menyebutkan BLT tidak dapat menutupi kebutuhan sehari-hari masyarakat yang kian hari akan semakin mahal. Ini kan omong kosong semua mana ada uang tunai sebesar Rp. 600.000 dapat menutupi kebutuhan sehari-har, uang sebesar Rp. 600.000 itu kan kalau dipakai untuk mencukupi kebutuhan paling juga 3-4 hari sudah habis dan selebihnya masyarakat dipaksa harus menanggung beban kehidupan yang kian meningkat?.

Menurutnya pemerintah harusnya lebih memperhatikan kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat ketimbang hanya untuk memenuhi ambisi dalam menggapai pembangunan nasional yang saat ini sedang digenjot oleh pemerintah, jikalau memang alasan dinaikkannya harga BBM bersubsidi adalah untuk mengurangi beban APBN yang katanya kian menghawatirkan sehingga diperlukan penyesuaian anggaran maka seharusnya pemerintah harus mencari solusi lain misalnya adalah dengan menunda sementara proyek pembangunan IKN, pangkas gaji atau tunjangan anggota DPR RI, Menteri, hapus jabatan Wakil Menteri, dan Staf Khusus Milenial.

Karena bagi HMI Cabang Malang dengan memangkas gaji atau tunjangan anggota DPR RI dan Menteri dan sedikit mengurangi beban APBN yang katanya kian menghawatirkan. Ditambah juga dengan menghapus jabatan Wakil Menteri dan Staf Khusus Milenial merupakan solusi konkrit karena menurut La Rian Hidayat jabatan Wakil Menteri dan juga Staf Khusus Milenial saat ini dinilai belum terlalu penting untuk diadakan dan bahkan terkesan tidak punya banyak kontribusi apapun bagi pembangunan nasional, dan pembentukannya dinilai hanya sebagai sarana untuk membagi-bagi jatah kue politik bagi anggota Tim Relawan yang telah memenangkan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.

Itu adalah salah satu solusi yang ditawarkan oleh HMI Cabang Malang apabila pemerintah ingin menstabilkan postur APBN dan kalau pemerintah mau bersungguh-sungguh sebetulnya masih banyak solusi lain yang bisa ditempuh dan bukannya malah menaikkan harga BBM bersubsidi karena itu akan sangat berkaitan langsung dengan kepentingan dan hajat hidup masyarakat Indonesia.

Ia mengungkapkan HMI Cabang Malang secara tegas akan menolak kenaikan harga BBM bersubsidi itu dan akan fokus untuk melakukan konsolidasi internal untuk menggalang kekuatan masa sehingga dapat menyuarakan aspirasi masyarakat untuk menolak kenaikan harga BBM bersubsidi. Oleh sebab itu karena saat ini kondisinya harga BBM bersubsidi telah resmi dinaikkan maka kami dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Malang dan HMI Cabang se-Indonesia tentunya tidak ada kata yang lebih mulia untuk diutarakan ataupun alasan lain untuk disampaikan dalam menyikapi naiknya harga BBM bersubsidi selain dari pada kata Tolak! (Jamal)