Share

Jangan Anggap Sepele, Kasus Penyakit Jantung di Kota Malang Meningkat

Politikamalang
Pelayanan EKG untuk mengevaluasi fungsi jantung. (Foto: Ist/politikamalang)

Share

PolitikamalangKota Malang, Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan tren peningkatan penyakit jantung yakni 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018.

Pengobatan penyakit jantung juga tidaklah murah. Bahkan penyakit jantung ini menjadi beban biaya terbesar. Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2021 pembiayaan kesehatan terbesar adalah untuk penyakit jantung yakni sebesar Rp7,7 triliun.

Berdasarkan Laporan Bulanan Surveilans Penyakit Tidak Menular Puskesmas yang ada di Kota Malang. Jumlah kunjungan pasien dengan diagnosa penyakit jantung koroner dan gagal jantung termasuk penyakit tidak menular dengan jumlah kasus yang tinggi.

Iklan

Pada tahun 2021, jumlah kunjungan untuk kasus jantung koroner mencapai 2.489 orang sedangkan untuk kasus gagal jantung mencapai 3.458 orang. Sementara itu, berdasarkan data kunjungan pasien rawat jalan terdiagnosa penyakit jantung di RSUD Kota Malang ada 996 kunjungan.

Kasus gagal jantung itu meningkat signifikan dibanding sepanjang 2019 lalu ada 2.449 kasus dan pada 2020 lalu ada 3.094 kasus. Sedangkan kasus jantung koroner pada 2019 lalu tercatat ada 627 kasus dan pada 2020 ada 965 kasus.

Berdasarkan data tersebut, Kepala Dinkes Kota Malang, dr. Husnul Muarif mengungkapkan, beberapa tahun belakangan ini memang ada peningkatan penyakit jantung. Khususnya Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang berlangsung demikian dramatis.

“Jika dulu penyakit jantung identik dengan kalangan lanjut usia atau di atas 50 tahun, kini orang muda usia 30 tahun, meninggal akibat serangan jantung. Prinsipnya, jangan pernah menganggap sepele gejala. Jika mengalami dan mampu mengenali gejala, maka segeralah melakukan pemeriksaan kesehatan jantung,” ujarnya.

Menurutnya, dengan tingginya angka kasus penyakit jantung ini, juga harus diiringi dengan pengingkatan kualitas tenaga medisnya. Oleh karena itu, Dinkes Kota Malang bersama Pusat Pelayanan Jantung Hasna Medika Malang menginisiasi adanya peningkatan pengetahuan tenaga medis dengan menggelar Seminar “Dyspnea in Clinical Practice – Diagnosis and Management Updates”.

“Harapannya, melalui kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi untuk tenaga kesehatan dalam upaya meningkatkan pengendalian dari penyakit jantung.

“Oleh karena itu, mari kita jadikan seminar ini sebagai motivasi dalam beraktualisasi diri dan pengembangan potensi diri yang dimiliki,” pungkasnya. (Agus N)