Share

Rawan Jadi Tempat Bunuh Diri, MPI Jatim Usul Pemkot Malang Beri Pagar Jembatan Soehat

Politikamalang
Ketua Merah Putih Institute Jawa Timur, Sutriyadi. (Foto: Ilustrasi/politikamalang)

Share

PolitikamalangKota Malang, Jembatan memang menjadi sarana transportasi masyarakat yang dibuat untuk menyambung jalan yang terpisah antara satu tempat ke tempat lain, selain bermanfaat jembatan juga kerap kali disalahgunakan menjadi tempat bunuh diri. Seperti yang terjadi di jembatan jl Soekarno Hatta, Lowokwaru, Kota Malang.

Kemarin (25/05/23) warga Kota Malang digegerkan seorang pria melompat (bunuh diri) dari jembatan Soekarno Hatta dan ditemukan tewas. Dilansir dari Detik Jatim, korban ditemukan sekitar 500 meter dari titik awal korban melakukan aksinya.

“Belum diketahui motifnya apa, tapi jenazah sudah ditemukan dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar,” ujar Kapolsek Lowokwaru, Anton Widodo.

Iklan

Atas kejadian tersebut, DPW Merah Putih Institute Jawa Timur (DPW MPI Jatim) mengusulkan kepada Pemerintah Kota Malang agar memberi pagar pembatas di jembatan Soekarno Hatta. “Pertama kami turut berduka atas kejadian ini. Kami mengusulkan kepada Pemkot Malang khususnya Pak Walikota agar memberi pagar pembatas di jembatan Soekarno Hatta sebagai pencegahan agar kejadian seperti ini bisa dicegah,” kata Sutriyadi, Ketua Umum DPW Merah Putih Institute Jawa Timur.

Menurutnya, lanjut Sutriyadi, Jembatan Soekarno Hatta perlu diberi pagar pembatas karena sering memakan korban. “Dari hasil kajian kami, beberapa kali terjadi hal yang demikian ada yang berujung meninggal atau yang sifatnya percobaan bunuh diri. Selain orang bunuh diri yang perlu diperhatikan oleh Pemkot ialah potensi keselamatan ketika terjadi kecelakaan disekitar jembatan Suhat,” ujar Sutriyadi.

“Seperti yang kita tahu, jembatan suhat ini kan tidak pembatas tingginya sehingga rawan dijadikan tempat bunuh diri, selain itu coba kita pikir jika ada kecelakaan disana. Dengan tidak ada pembatas jalan yang agak tinggi kan bisa jatuh ke bawah nanti, itu sangat berbahaya sekali. Jadi kami usul kepada Pemkot Malang agar memperhatikan hal ini dengan serius,” tambah mahasiswa magister sosiologi Universitas Brawijaya tersebut.

Sutriyadi mengungkapkan, perlunya peningkatan patroli disekitar tempat-tempat rawan kecelakaan dan bunuh diri. “Usulan ini berdasarkan kajian kami, boleh dibilang ini langkah preventif meski sudah beberapa kali ada korban, tapi demi keselamatan bersama kami kira tidak ada yang terlambat. Hal ini perlu kajian dan perhatian yang lebih serius antara banyak pihak baik Pemkot, Polresta Malang dan masyarakat setempat. Semoga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang sudah-sudah ini,” pungkasnya. (Faiz)